Entri Populer

Selasa, 04 Oktober 2011

PENYIKSAAN PERTAMA



Tanggal 28 September 2011 pukul 17.10 sore merupakan hari yang sangat bersejarah dalam kehidupanku. Betapa  tidak, di hari itu aku melihat seorang anak kecil dihukum oleh orang tuanya (dalam hal ini ibunya) karena anak tersebut mencuri uang milik kakaknya sebesar 50 ribu rupiah.  Anak tersebut dicambuk dengan tali ikat pinggang, badannya diinjak, dan dipukul dengan penggulung adonan kue.  Sambil membabi buta anak tersebut dipuli dan diinjak. Masih belum cukup juga, kata – kata kasar juga menghampiri anak itu.  Sungguh sebuah model hukuman yang sangat amat keji (versi saya).  Tak pernah terbayangkan hal seperti itu hinggap di depan mataku.  Aku mengira itu hanya kudapatkan di sinetron – sinetron saja.  Tapi ternyata juga ada di kehidupan nyata.  Mungkin memang benar anak itu salah karena telah mencuri.  Mungkin memang benar anak itu harus dihukum karena membuat malu orang tua.Tapi apakah harus sekeras itu?Yang lebih lucu lagi, si ibu itu balik menyalahkan anaknya yang uangnya diambil.  Dia menginginkan uang yang diperoleh anaknya harus dilaporkan padanya.  Bahkan memarahi lagi anaknya itu karena uang yang notabene hasil keringatnya sendiri mengapa dipakai untuk belanja di supermarket, membeli tas, membeli alat make up?Padahal anaknya itu telah bersuami dan uang yang diperoleh anaknya itu adalah uang arisan yang ia menangkan di sekolah tempat ia mengajar. 
Seperti apakah ibu yang ideal itu?Apakah efektif seorang ibu masih menerapkan pendidikan dengan kekerasan di zaman sekarang?pantaskah seorang ibu masih mengatur segala tetek bengek anaknya yang  sudah bersuami?Dan apakah yang harus dilakukan seorang suami ketika melihat hal seperti itu?
Kalau harus ada maksud pemakluman, mungkin saya maklum dengan apa yang dilakukan ibu itu ketika memukul anaknya dengan membabi buta.Mungkin sang ibu malu atas perbuatan anaknya.  Tapi apakah harus dengan jalan kekerasan? Dan apakah kekasaran itu harus bergandeng dengan kata – kata kasar dan sumpah serapah yang dialamatkan pada anaknya sendiri?
Serta untuk anaknya yang sudah bersuami.  Masih pantaskah seorang ibu mengatur keuangan anaknya itu?Mungkin sang ibu masih menganggap anaknya itu masih kecil dan belum dewasa.Apalagi sang anak masih bertempat tinggal di rumah orang tuanya.  Mungkin benar apa kata orang.  Ketika menikah, sebaiknya pisahkanlah dirimu dari orang tuamu.  Sebab memang dalam kehidupan berumah tangga pasti akan berteman dengan konflik.  Cara penyelesaiannya pun pastinya akan berbeda – beda tiap orang. Jika masih menumpang di rumah orang tua maka potensi ikut campurnya orang tua pasti akan sangat besar dan ketika orang tua sudah ikut campur dalam masalah rumah tangga anaknya maka tunggulah akan datangnya masalah.
Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi diriku dan istriku.  Semoga ini tidak terjadi pada kehidupanku kelak.  Aku hanya ingin menjadi hamba Alloh yang bisa masuk surga selamat dari siksa neraka dengan jalan yang diridhoi dan sesuaiaturan yang sudah ditetapkanNYA.